2016/07/26

Permasalahan yang masih menjadi pertanyaan sekarang ini dalam pembuatan huruf timbul, yaitu bagaimana caranya mengaplikasikan modul LED pada huruf timbul yang mempunyai ketebalan (profil) yang relatif tipis (antara 2-5 cm) tetapi penyebaran cahayanya dapat merata. Tidak diragukan lagi, semakin banyak permintaan konsumen untuk pembuatan huruf timbul dengan profil yang tipis ini, para produsen LED pun berlomba untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi kriteria tersebut. Saat ini telah banyak modul LED dalam berbagai ukuran, warna, bentuk dan konfigurasi yang berbeda yang diproduksi untuk berbagai macam keperluan.

Contoh Huruf Timbul dengan Profil Tipis (Sumber: Koleksi Pribadi)


Perkembangan LED
Modul LED berjejer menggunakan kabel seperti tali pertama kali digunakan pada industri sign komersial. Modul tersebut awalnya dikembangkan untuk menggantikan penggunaan lampu neon dalam aplikasi huruf timbul komersial. Pada saat itu sebagian besar ketebalan huruf (profil) mempunyai ukuran 12 cm - 15 cm untuk mengakomodasi lampu neon agar penyebaran cahaya bisa merata.

Modul - modul LED produksi awal biasanya menggunakan double tape dan ditempel pada bagian belakang huruf timbul, penyebaran cahaya pada modul ini berkisar antara 100 - 120 derajat yang cukup memadai untuk penyebaran cahaya yang merata. Walaupun teknologi LED ini masih dalam tahap pertumbuhan, tetapi setidaknya mampu menawarkan bahan yang tahan lama dan mudah untuk diaplikasikan dibandingkan dengan neon.

Meskipun banyak kampanye bahwa LED merupakan sumber cahaya yang lebih ramah lingkungan karena hemat energi. Menurut kami penghematan energi hanyalah salah satu manfaatnya saja, faktor yang menjadi pendorong utama orang-orang beralih dari neon ke LED adalah kombinasi dari faktor biaya, tahan lama dan kemudahan peng-aplikasi-an di lapangan.

Smaller, Better, Cheaper
Masalahnya adalah bahwa huruf timbul dengan tinggi 15 cm dan mempunyai ketebalan (profil) 12 - 15 cm akan terlihat aneh dari segi estetika dan proporsi huruf serta akan sulit untuk diproduksi. Anda yang pernah membuat huruf timbul pasti tahu persis permasalahan ini. Akan sangat sulit untuk menyambungkan bagian samping dan belakang huruf karena ruang yang sangat sempit dan kita pun akan sangat kesulitan dalam menempelkan modul LED.

Inovasi di sektor teknologi biasanya berkisar sekitar tiga konsep: lebih kecil, lebih baik, lebih murah. Produsen LED mengikuti konsep ini dan terciptalah modul LED yang lebih kecil yang bisa masuk ke dalam ruang sign yang lebih sempit.

Solusi Huruf Timbul Berukuran Kecil
Kami sangat percaya bahwa pasar pada akhirnya memberikan informasi kepada produsen apa yang mereka butuhkan, desainer dan arsitek selama beberapa tahun terakhir telah menuntut huruf timbul dengan profil yang tipis dan lebih tipis lagi. Akibatnya, produsen LED berusaha memenuhi kebutuhan tersebut, dan hari ini ada berbagai macam LED yang menawarkan solusi dengan pendekatan yang berbeda, yang dapat menyinari huruf timbul dengan ketebalan profile antara 2.5 cm sampai dengan 5 cm untuk huruf timbul berukuran kecil. Solusi huruf timbul kecil dapat digolongkan menjadi tiga kategori utama:
• Pemasangan Tegak Lurus - Salah satu pilihan adalah untuk menempatkan LED standar 120 derajat tegak lurus  ke dasar huruf. Dalam hal ini cahaya diarahkan tegak lurus ke wajah huruf dan menyinari seluruh prmukaan huruf timbul tersebut.
• Modul Berbasis Optik - Pendekatan kedua adalah dengan menggunakan optik. Cara kerja modul opticsbased mengambil sudut penyinaran LED dan mengarahkan cahayanya secara lateral. Banyak penyedia modul LED utama seperti GE (Tetra) dan LED US (TD3) telah mengadopsi pendekatan ini. Sistem ini menawarkan manfaat tambahan bahwa LED ini tidak bergantung pada refleksi internal huruf timbul untuk menyebarkan cahaya secara merata.
• Acrylic Penyebar Cahaya (Light Diffuser Acrylic) - Pendekatan ketiga, pada umumnya diperuntukkan bagi huruf timbul super tipis (2.5 cm - 5 cm) adalah membuat huruf timbul menggunakan bahan acrylic sebagai diffuser dan menempatkan LED di dalam huruf tersebut. Pendekatan yang efektif dalam sistem ini adalah menggunakan fleksibel LED atau LED strip atau sering juga disebut LED pita yang ditempatkan sepanjang saluran huruf. Anda memerlukan sedikit "skill" lebih untuk menguasai teknik ini, namun dapat menjadi pendekatan yang efektif dengan biaya yang lebih murah.

Sumber: Majalah Sign & Digital Graphics Edisi April 2016, Oleh J. Bryan Vincent

2016/03/30

Ketika kita mengunjungi kampus, rumah sakit atau bahkan kebun binatang, kita baru terpikir tentang penunjuk arah atau wayfinding ketika bingung menemukan tempat yang kita tuju atau tersesat. Jika kita berhasil sampai ke tempat tujuan kita, petunjuk arah itu bisa dikatakan berhasil, tetapi apabila gagal, kita tidak dapat menemukan tujuan kita dan tersesat. Itu sebabnya ketika kita mendapat proyek wayfinding di luar ruangan maupun di dalam ruangan, penting untuk mencoba tetap menjaga segala sesuatunya sesederhana mungkin namun tetap bisa digabungkan dengan banyak unsur rumit yang mungkin terlibat.

Contoh Wayfinding (Sumber: Koleksi Pribadi)

Membuat rencana wayfinding secara menyeluruh tampak seperti tugas yang sangat berat apabila  yang menjadi pertimbangan adalah menampilkan seluruh lingkup fasilitas. Oleh karena itu, cara terbaik yang pertama kali harus dilakukan adalah mengidentifikasi daerah-daerah yang paling penting dan kemudian memulai perencanaan wayfinding dari titik-titik tersebut. Pertama dan terutama, kita harus memahami bahwa proyek besar pada dasarnya terdiri dari banyak pekerjaan kecil yang digabungkan menjadi satu. Penting juga untuk dipahami bahwa segi estetika cenderung lebih diperhatikan oleh klien dan team desain, tetapi harus diingat bahwa wayfinding harus fungsional dalam rangka memenuhi tujuan dasar dan utamanya.

Tren desain baru wayfinding sekarang ini tampaknya diarahkan ke solusi yang lebih "hijau", atau paling tidak, sign - sign yang dibuat menjadi lebih ramah lingkungan. Arsitek dan kontraktor sudah mulai banyak yang beralih menggunakan LED dibanding lampu biasa, dan hal ini berpengaruh pada industri sign.  Tren menuju era digital juga ikut mendorong industri sign.

Membantu orang untuk menemukan jalan mereka merupakan aspek mendasar dari industri signage. Hal ini melibatkan prinsip-prinsip teori komunikasi serta seni komunikasi. Salah satu tren terbaru adalah pengenalan material non standar yang dimasukkan ke dalam desain dasar. Selama bertahun-tahun sign wayfinding hanyalah sebuah panel dengan teks dan arah panah. Dengan berkembangnya dunia desain grafis dan mengambil alih bidang desain arsitek standar, signage telah mengalami perubahan tampilan dan rasa yang baru.

Sign statis sekarang ini sudah mulai bergeser ke arah yang lebih modular, yang memungkinkan kita lebih mudah mengupdate atau merubah pesan dari waktu ke waktu. Pemerintah di kota - kota besar saat ini telah menyadari bahwa wayfinding publik, pesan informasi, pengalaman interpretatif telah menjadi jauh lebih penting daripada di masa lalu. Dengan teknologi smartphone kita saat ini, wayfinding statis harus berbaur dengan aplikasi virtual untuk menciptakan pengalaman yang baru.

Perusahaan - perusahaan sekarang mencari  cara untuk menciptakan "brand experience" yang memungkinkan sebuah wayfinding untuk mencerminkan identitas dan keunikan perusahaan sekaligus membantu navigasi pengunjung ke tujuan dengan pesan yang jelas. Kejelasan pesan atau petunjuk arah ini sangat penting terutama di rumah sakit atau perusahaan di bidang kesehatan yang lainnya yang selalu berurusan dengan situasi darurat. Perencanaan di awal proses dapat membantu mencapai tujuan ini sehingga ada waktu yang cukup untuk melakukan analisis dan pengumpulan data untuk memberikan solusi wayfinding yang efektif.

Sign wayfinding sebaiknya berukuran besar sebab akan memudahkan untuk dibaca. Dari segi desain, wayfinding yang baik adalah yang selaras dengan lingkungan sekitarnya, mempunyai estetika tanpa merusak tampilan arsitektur serta ditampilkan secara jelas.

Wayfinding sebaiknya tetap sederhana, cara terbaik untuk mencapai tujuan ini adalah menggunakan dasar - dasar desain. Wayfinding menjadi tidak efektif bisa karena desain yang terlalu banyak dengan pesan, kombinasi warna yang tidak cocok dan bentuk atau tambahan dekorasi yang membingungkan. Perlu diperhatikan penggunaan ukuran dan jenis huruf serta penempatan dan penggunaan gambar untuk menyampaikan pesan yang jelas. Selain itu, keunikan desain juga harus dipertimbangkan dalam kaitannya dengan "brand experience".

Faktor lainnya agar proyek sign exterior ini berjalan sukses adalah kerjasama dengan seluruh tim. Kita harus bekerja sama dengan tim proyek pada awal proyek untuk mengkoordinasikan signage dengan arsitektur gedung. Idealnya, proyek harus memiliki penampilan yang mulus dan rapi, seolah-olah semua itu berasal dari tangan yang sama, masing-masing komponen bekerja secara harmonis dengan yang lainnya. Kita juga harus berkoordinasi dengan desainer landscape (apabila ada) tentang lokasi penempatan signage agar penempatan dan visibilitas elemen signage bisa lebih optimal.

Kita juga sebaiknya melakukan survei dan mengambil foto mendetail dari kondisi eksisting, tidak hanya bangunan dan lingkungan sekitarnya, tetapi signage yang sudah terpasang sebelumnya (apabila ada). Poin lain yang perlu dipertimbangkan termasuk pemahaman yang jelas tentang peraturan pemerintah setempat tentang reklame dan media promosi dan bagaimana itu berlaku untuk proyek kita. Faktor pencahayaan juga perlu kita pertimbangkan agar visibilitas wayfinding menjadi maksimal. Signage yang kita buat mungkin memerlukan sumber cahaya sendiri agar mudah terlihat dan terbaca. Terakhir, pikirkan merk klien yang ingin mereka digunakan pada proyek ini, seperti apa yang dapat dan tidak boleh dilakukan.

Seperti jenis proyek besar lainnya, memecah nya menjadi potongan-potongan yang mudah dikelola adalah kunci keberhasilan proyek wayfinding ini. Proses pertama biasanya mendengarkan masalah dan keprihatinan serta keinginan klien sebelum kita mulai mengembangkan strategi mengatasi masalah ini. Yang perlu ditekankan di sini adalah menjelaskan kepada klien bahwa tidak ada solusi yang ajaib dalam mengatasi masalahnya. Perlu diingat tujuan utama dari pembuatan wayfinding ini adalah untuk memudahkan pengunjung yang untuk pertama kalinya berkunjung untuk menemukan tujuan mereka dengan sedikit atau tanpa kebingungan sama sekali.

Sumber : Wayfinding 101 oleh Bill Schiffner

2016/03/26

Ada kalanya warna optimum dari sebuah huruf timbul berbeda antara siang dengan malam hari.  Misalnya warna biru pada sebuah huruf timbul yang ditempel pada bidang dasar warna putih akan terlihat menonjol apabila dilihat pada siang hari, tetapi warna ini kurang optimal apabila dilihat pada malam hari. Huruf timbul yang kita buat akan kalah bersaing dengan sign -sign disekitarnya apalagi jika di dekatnya terdapat sumber cahaya lain seperti lampu penerangan jalan atau lampu sorot gedung, sudah dapat dipastikan huruf timbul kita akan terlihat biasa saja.

Dengan semakin berkembangnya teknologi sekarang ini, dimungkinkan untuk membuat sebuah huruf timbul yang bisa berbeda warnanya antara siang dan malam hari. Hal ini bertujuan untuk lebih mengoptimalkan visibilitas sign agar lebih jelas terlihat baik pada siang maupun malam hari. Seperti yang disebutkan di atas, tampilan optimal siang hari belum tentu untuk malam harinya.
Huruf timbul jenis ini terdiri dari beberapa elemen penting yang harus diketahui, yaitu :

Contoh day/night letter sign


1. Perforated Vinyl
Perforated vinyl atau Dual-Color Light Management Film adalah vinyl yang berlubang membentuk suatu pola seperti pori-pori, vinyl ini dibuat khusus untuk tujuan membedakan warna huruf timbul siang dan malam hari. Pemasangan perforated vinyl ini ditempel di bagian luar dari muka huruf.

2. Diffuser Film
Diffuser film merupakan lapisan yang berfungsi untuk menyebarkan cahaya dari LED agar hasil cahayanya lebih merata. Pemasangan diffuser film ditempel di bagian dalam dari muka huruf. Pembahasan tentang diffuser film ini dapat dilihat di artikel sebelumnya.


3. LED
LED sebagai sumber cahaya juga memiliki peranan penting dalam pembuatan day / night letter sign ini.  Kita bisa membuat perbedaan warna laangsung dengan menggunakan LED berwarna dikombinasikan dengan perforated vinyl. Warna dari LED adlah untuk warna malam hari, sedangkan warna dari perforated vinyl untuk warna siang harinya. Namun penggunaan LED berwarna ini memiliki kekurangan. Selain harganya yang lebih mahal juga kurang optimal karena penyebaran cahayanya cenderung redup. Penjelasan tentang LED dapat dibaca pada artikel Mengenal LED di blog ini.

Sumber gambar: http://www.bitrogroup.com/portfolio_detail.php?seq_no=27

2016/03/23

Bagaimana mengoptimalkan tata letak huruf untuk hasil yang memuaskan

Ceritanya ketika kita baru menyelesaikan sebuah proyek pembuatan dan pemasangan huruf timbul. Hasil survey yang sudah dilakukan hasilnya bahwa lokasi pemasangan sign tersebut terletak di lingkungan yang ramai dan kompetitif. Permintaan klien sudah barang tentu sign toko/perusahaan mereka ingin lebih menonjol dan jelas dibandingkan toko/perusahaan di sekitarnya. Apa saja yang harus kita lakukan untuk memenuhi permintaan klien tersebut? Artikel ini mencoba memberikan beberapa masukan penting yang mudah-mudahan dapat membantu meningkatkan keterbacaan dan kejelasan huruf timbul. Sebuah sign mendapat perhatian dari orang dalam waktu yang relatif singkat yang berarti peluang bisnis yang didapat singkat pula. Prinsip efektifitas ini berlaku bagi sign jenis lainnya juga seperti neonbox dan billboard atau hoarding board.

Besar Kecil Huruf
Faktor penting yang paling utama adalah menentukan besar kecilnya huruf yang dalam bahasa Inggrisnya dikenal dengan istilah "letter case". Apakah klien kita meminta untuk dibuatkan huruf timbul yang semua hurufnya kapital? Jika demikian, sign tersebut kemungkinan akan memiliki tingkat keterbacaan (legibility) yang rendah dibanding sign yang menggunakan huruf besar dan kecil. Mengapa menggunakan huruf kapital semua membuat sign kurang terbaca? Sebagaimana yang ditulis dalam buku referensi industri signage, "Alasannya adalah bahwa bagian-bagian dari huruf yang memanjang ke atas atau ke bawah dari badan huruf utama memberikan kata suatu profil atau bentuk yang lebih mudah dikenali, bahkan ketika si pembaca tidak mampu melihat kata dengan fokus dan jelas . Hal ini merupakan faktor yang sangat penting ketika sign harus dibaca dari jarak yang jauh.

Kata dengan huruf besar semua mempunyai sedikit variasi  apabila dilihat dari kejauhan, sementara huruf kecil membuat bentuk huruf lebih dikenali bahkan ketika huruf tersebut blur akibat kurang fokus.

Menurut salah satu sumber referensi,  diperkirakan signage yang menggunakan campuran huruf besar dan kecil, 15 persen dapat lebih mudah terbaca daripada sign-sign dengan huruf besar saja. Prinsip dasar ini penting untuk dikomunikasikan dengan klien kita. Sekali lagi, tujuannya adalah membuat sign yang dapat dibaca dengan mudah dan cepat. Mengapa membahayakan tujuan itu dengan menggunakan huruf kapital semua?

Jenis Huruf
Jenis huruf sign juga memiliki pengaruh yang penting dalam hal keterbacaan huruf. Sebagai informasi, yang dimaksud dengan keterbacaan ("legibility")adalah sejauh mana jenis huruf yang dipilih memungkinkan pembaca untuk memahami kata dari sebuah sign tanpa memerlukan usaha. Dengan kata lain, sign yang sangat terbaca tidak memerlukan mental "terjemahan" untuk memahami pesan yang disampaikan. Sedangkan "readability" mengukur seberapa baiknya kombinasi dari huruf-huruf mudah terbaca dalam kata atau kalimat. Apabila masih kurang faham dengan definisi di atas, berikut pengertian dari legibility dan readability:

Legibility mengacu pada bagaimana suatu jenis huruf dirancang dan seberapa baik satu karakter individu dapat dibedakan dari yang lain.

Readability adalah pengaturan kata-kata dan kelompok kata dengan cara yang memungkinkan mata pembaca untuk mengakses konten dengan mudah.

Untuk lebih jelasnya bisa dibaca di sini.

Huruf dengan jenis sans serif cenderung memiliki tingkat "legibility" yang lebih tinggi, sedangkan jenis huruf serif cenderung memiliki tingkat "readability" yang lebih besar. Salah satu metode sederhana untuk membantu dengan tujuan keterbacaan ini adalah dengan menggunakan jenis huruf sans serif pada sign klien kita. Penelitian yang dilakukan di University of Cincinnati mendukung hal ini. Dalam studi ini, Dr. James Kellaris membuat daftar "font mewah" sebagai salah satu faktor yang berpotensi menyebabkan kegagalan komunikasi signage. Beberapa huruf sans serif yang masih mudah terbaca diantaranya Arial, Calibri, Century Gothic dan Verdana.

Untuk huruf timbul, ada beberapa alasan untuk tidak menggunakan huruf "artistik". Desain huruf yang menampilkan jenis huruf serif dan / atau ornamen artistik kadang-kadang akan memiliki ruang yang terlalu kecil untuk penempatan LED sehingga penerangan yang tercipta kurang optimal. Jadi pilihan jenis huruf juga dapat mempengaruhi kualitas pencahayaan.

Jarak Pandang
Faktor keterbacaan lainnya adalah jarak baca atau jarak pandang untuk sign huruf timbul. Ini adalah fitur penting lain dalam persamaan efektivitas sign yang  mempengaruhi ukuran huruf yang diperlukan untuk menciptakan hasil yang optimal. Dalam konteks ini, "jarak pandang" berarti jarak tertentu dari sign yang akan dibaca. Jelas, banyak sign dibaca dari berbagai jarak. Tapi kebanyakan sign - sign sudah ditetapkan dari jarak berapa sign tersebut ingin dibaca. Tabel di bawah dapat membantu kita dalam menentukan ukuran huruf yang akan dibuat. Jika ternyata hasil desain mempunyai ukuran huruf yang lebih kecil dari optimal (jarak "Maximum Impact"), kita sebaiknya meminta mereka untuk mempertimbangkan ukuran huruf yang lebih besar.


Jelas, jarak baca ini juga dipengaruhi oleh desain, jenis huruf dan warna sign (dan variabel lainnya.) Pilihan yang buruk pada salah satu dari variabel-variabel ini dapat menurunkan keterbacaan huruf.

Terakhir, mobilitas adalah variabel tambahan dari jarak baca. Sign seringkali dibaca dari kendaraan yang bergerak. Skenario ini memerlukan pemikiran yang lebih agar sign bisa dibaca dengan mudah dan cepat.

Gambar Grafis dan Kejelasan Signage 
Pilihan lain untuk hasil signage yang optimal adalah penambahan gambar grafis. Untuk huruf timbul, fitur tambahan ini sering disebut kotak logo atau "logo box". Warna, desain dan bentuk sign kemungkinannya tidak terbatas dengan teknologi produksi sign pada saat ini. Hal ini juga didukung oleh penelitian. Penelitian yang dilakukan di University of Cincinnati diantaranya adalah pertanyaan tentang estetika signage dan tata letak. Mayoritas responden lebih suka sign yang menggabunkan kata-kata dan gambar grafis.Salah satu pernyataan survei dalam penelitian tersebut adalah:

"Saya lebih suka sign - sign yang menggunakan kombinasi dari kata-kata dan simbol non-verbal atau ikon" Hasilnya adalah:
• 47,9% Setuju
• 44,2% Netral
• 7,9% Tidak Setuju

Selain itu, gambar grafis dapat membantu kejelasan signage. Sebuah gambar yang berkaitan erat dengan kegiatan bisnis utama akan meningkatkan kemampuan konsumen untuk cepat memahami fungsi bisnis.

Terakhir, gambar grafis yang menarik dapat menjadi sangat penting ketika sign ditempatkan dalam lingkungan visual yang ramai. Hal ini dapat mengurangi kemungkinan kegagalan komunikasi signage.

Penampilan Sign pada Siang / Malam Hari
Poin yang berpengaruh terhadap hasil yang optimal lainnya adalah visibilitas sign pada siang hari vs malam hari. Beberapa konfigurasi huruf memiliki keterbacaan pada siang hari yang kuat tetapi kurang efektif pada malam hari (dan sebaliknya). Hal ini kadang-kadang dapat terjadi karena sign memiliki warna muka yang sama baik siang dan malam hari. Misalnya, biru mungkin warna yang sangat baik untuk siang hari tetapi tidak terlalu terlihat pada malam hari.

Salah satu solusi untuk mengatasi situasi ini adalah penggunaan day / night vinyl pada muka sign huruf (dikenal juga dengan istilah perforated vinyl). Produk ini memungkinkan sign untuk memiliki penampilan warna siang  dan malam hari yang berbeda.



Kualitas Penerangan 
Kecerahan dan pencahayaan muka sign merupakan faktor penting untuk hasil yang optimal dan keterbacaan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas pencahayaan.

Kecerahan Cahaya
Pencahayaan yang redup membuat hasil sign huruf tidak efektif. Keremangan dapat disebabkan oleh LED yang mempunyai kualitas rendah, jumlah LED yang kurang atau pencahayaan yang memang sudah terlalu lama umurnya dan telah kehilangan kecerahannya. Cahaya yang redup memiliki konsekuensi negatif lainnya. Suatu huruf timbul dengan pencahayaan yang buruk dapat menimbulkan image buruk terhadap bisnis, terkesan dijalankan dengan tidak baik, salah urus dan / atau diabaikan. Yang dapat berdampak persepsi konsumen terhadap kualitas bisnis kita yang pada gilirannya dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya pelanggan baru.

Tiger Striping
Tiger striping (atau hot spot) adalah masalah pencahayaan huruf timbul lainnya. Sebuah tiger striping terjadi ketika salah satu bagian dari muka huruf timbul tampak lebih terang daripada daerah sekitarnya. Sama seperti dengan cahaya yang remang, tiger striping dapat membuat sign huruf timbul kurang terbaca dan kurang efektif. Menggunakan program seperti LED Wizard dari Aries Graphics dapat membantu kita dalam memasangkan  LED yang akan menghindari masalah ini.

Huruf atau Kata yang Gelap
Masalah pencahayaan yang lebih serius terjadi ketika seluruh huruf (atau kata) pada sign huruf timbul gelap. Hal ini dapat membuat sign benar-benar tidak terbaca di malam hari.

Warna Muka Sign
Warna pada muka sign merupakan faktor keterbacaan yang penting. Ketika membuat pilihan warna muka sign, poin awal yang harus diperhatikan adalah warna bangunan façade. Warna apa saja yang dapat membuat sign lebih kontras pada siang hari? Pada prinsipnya, memilih warna pada muka sign sama dengan facade bangunan adalah sebuah kesalahan yang dapat menyebabkan tingkat keterbacaan yang jauh lebih rendah. Pilih warna yang kontras denngan bangunan façade.

Kerning
Letter kerning termasuk faktor yang berpengaruh terhadap keterbacaan. Kerning mengukur jarak antara huruf dalam sebuah kata. Apabila klien kita memiliki desain sign huruf timbul dengan kerning yang "kreatif"(seperti spasi berlebihan antara huruf), kita harus memberitahu mereka bahwa hal tersebut kemungkinan besar memiliki dampak negatif pada efektivitas sign secara keseluruhan.

Singkatnya, semua faktor tata letak ini memberikan pengaruh pada keterbacaan dan efektivitas keseluruhan sebuah sign huruf timbul. Gunakan prinsip-prinsip di atas untuk menghasilkan sign yang "highly visible" dan mudah dibaca yang berarti hasil yang lebih baik untuk klien kita.

Sumber :
Sign & Digital Graphics Edisi Februari 2016, artikel oleh John Baylis.
http://webdesign.tutsplus.com
http://solutions.3m.com

2016/03/15

Katakanlah Ade adalah seorang yang menjalankan pusat perawatan optik kecil yang pengaturan tokonya berkonsep family-friendly di sebuah pusat perbelanjaan. Anak dari para pelanggannya kadang-kadang berlarian sekehendak hatinya melewati fasilitas yang disediakan toko. Tokonya merupakan pusat kacamata ritel di mana ia baru saja menginstal sistem signage digital untuk lebih menjelaskan jasanya. Hal itu merupakan investasi yang relatif besar, dan ia khawatir bahwa ketika anak-anak mengunjungi toko, mereka akan mengutak-atik layar dan memainkannya sehingga display tersebut menjadi rusak. Ade tidak mau berurusan dengan masalah seperti itu. Apa yang bisa ia lakukan untuk melindungi layar display tanpa merusak citranya untuk terlihat profesional? Ade harus mempertimbangkan untuk menambahkan suatu media perlindungan bagi signage digital sesuai dengan kebutuhan dan tujuannya.

Yang dimaksud dengan display digital dalam artikel ini adalah media display digital seperti TV LED baik touchscreen maupun yang bukan. Fungsinya adalah sebagai media promosi dan edukasi produk bagi para pelanggan, biasanya berisi foto-foto produk dengan sedikit keterangan teks dan disajikan secara slideshow. Sign display digital dapat berupa LCD atau layar plasma, LED, layar proyeksi atau jenis tampilan lainnya seperti permukaan interaktif atau layar LED organik (OLED) LED. Penurunan harga plasma dan layar LCD besar yang cepat telah menyebabkan peningkatan pertumbuhan jumlah pemasangan sign digital. Harga yang murah menimbulkan keuntungan lain yaitu memungkinkan bidang bisnis dalam jumlah yang lebih besar untuk memasang sign digital sehingga meningkatnya ketersediaan LCD dan merek layar plasma di pasaran yang lebih baru. Sekarang ini sudah banyak konsumen yang tidak lagi mempermasalahkan merk ternama yang relatif mahal, dan beralih ke merk-merk dari perusahaan yang belum terkenal dengan harga yang terjangkau.

Contoh tampilan pelindung sign display digital

Melindungi Media Display Digital
Manfaat perlindungan ini penting untuk seseorang seperti Ade, tapi pelindung display digital tersebut harus memberikan manfaat estetika juga. Agar terlihat menyatu dengan display, diperlukan beberapa penyesuaian untuk setiap dislay tergantung kebutuhannya. Semua kabel, port monitor dan elemen lainnya sebaiknya ditempatkan di tempat yang tersembunyi. Pengaturan ini tidak hanya lebih aman untuk publik tapi juga merupakan solusi yang lengkap.

Bahan
Ada beberapa kekhawatiran lain untuk menampilkan signage digital. Bagaimana menampilkan signage digital di luar ruangan yang terkena panas dan hujan? Atau signage publik yang bisa dengan mudah dirusak orang? Aplikasi yang berbeda membutuhkan solusi yang berbeda pula. Kondisi lingkungan instalasi akan menentukan jenis atau gaya pelindung yang diperlukan. Kebanyakan produsen biasanya merekomendasikan penggunaan pelindung aluminium karena bahannya ringan. Ada beberapa pilihan yang berbeda ketika mempertimbangkan pelindung. Aluminium adalah bahan yang populer karena berat dan daya tahannya.

Pelindung plastik adalah pilihan lain untuk penggunaan yang lebih ekonomis. Plastik biasanya mempunyai harga yang lebih murah namun tetap memberikan perlindungan yang cukup dan dapat sesuai dengan tema signage keseluruhan.

Lingkungan
Bagaimana jika pemilik usaha kecil, atau pengambil keputusan bagi bisnis yang lebih besar seperti museum, pusat konvensi, gerai ritel atau stadion menginginkan solusi pelindung signage digital? Mereka harus berpikir tentang apa yang cocok dan terbaik, tidak hanya dengan kebutuhan mereka, tetapi dengan lingkungan lokasinya juga. Apakah sign digital indoor atau outdoor? Apakah signage didital tersebut merupakan bagian dari tampilan non-digital yang lebih besar? Apakah akan ada fungsi interaktif?

Seberapa sering signage perlu perawatan? Ketika menampilkan signage digital di luar ruangan, menentukan pelindung yang tepat adalah hal yang penting. Pelindung yang benar akan melindungi bagian elektronik (layar LCD dan media player) terhadap suhu tinggi dan rendah dan kekhawatiran cuaca lainnya. Jika elektronik tidak disimpan pada suhu operasi yang diperlukan, elektronik pada dasarnya akan melemah dan selanjutnya tidak akan bisa dioperasikan. Sebaliknya, untuk solusi dalam ruangan, seringkali hanya membutuhkan ventilasi saja. Dalam kondisi lingkungan tertentu, biasanya udara yang kotor, akan memerlukan pendingin aktif dan filtrasi.

Untuk pelindung outdoor, ada aspek pemanasan dan pendinginan yang perlu diperhatikan. Walaupun komponen elektronik saat ini sudah dikembangkan menjadi lebih kuat dan dapat bertahan di suhu yang lebih tinggi, ventilasi udara pada pelindung tetap merupakan elemen yang penting. Bagi lingkungan yang beresiko terkena air hujan, perlu dipikirkan kembali tentang penempatan ventilasi udara pada pelindungnya sehingga cipratan air tidak sampai masuk ke dalam layar digital dan menjadi rusak.

Sumber :
Sign & Digital Graphics Edisi Januari 2016, artikel oleh Ryan Fugler.
https://en.wikipedia.org/wiki/Digital_signage
Gambar dari http://www.topeledigital.com/product/55inchAD-LM55-FSA.html

2016/03/14

Satu hal dalam industri elektronik yang kita pelajari adalah membuat sesuatu yang lebih kecil atau lebih murah, biasanya akan ada banyak permintaan untuk hal tersebut. Hal ini juga berlaku dalam industri sarana promosi atau sign di mana orang mencari cara untuk menghemat uang dengan kecenderungan pelanggan menginginkan profil backlit signage yang lebih rendah. Tapi pelanggan sering terkejut ketika mereka mengetahui bahwa sign yang lebih tipis yang lebih elegan ternyata harganya lebih mahal dibandingkan sign yang tebal, karena banyak produsen sign hanya menambahkan LED untuk mencoba dan membuat cahaya sign penebarannya merata.  Pada artikel ini kita akan membahas diffuser film dan penerapannya dengan beberapa jenis LED yang  baru yang dirancang untuk mengurangi biaya dan mengoptimalkan kinerja dalam aplikasi sign backlit.

Faktor Pencahayaan
Tidak ada yang ingin sign yang kita punya memiliki hot spot atau garis-garis. Jadi baru-baru ini, banyak usaha telah dilakukan untuk mengembangkan berbagai produk (dari sumber cahaya, bahan diffuser dan bahkan cat) yang dirancang untuk meningkatkan penyebaran cahaya agar merata. Dalam sign backlit, ketidakrataan pencahayaan pada muka sign tergantung pada sejumlah faktor, diantaranya:

• Jarak antar sumber cahaya
• Pola distribusi optik dari sumber cahaya
• Jarak sumber cahaya ke muka sign
• Karakteristik bahan sign dan film
• Daya pantul cahaya atau reflektifitas interior sign

Hubungan cahaya dengan jarak mengikuti apa yang disebut hubungan kuadrat terbalik / inverse square (1/R2). Oleh karena itu, jika kita memiliki modul LED tunggal yang menerangi muka sign dengan merata di 1.000 LUX atau lumen/m2, dan jika kita meningkatkan kedalaman/ketebalan sign, cahaya akan turun sesuai dengan hubungan atau pola berikut:
• 1 "dari muka sign = 1.000 LUX
• 2 "= 250 LUX
• 3 "= 111 LUX
• 4 "= 62,5 LUX

Gambar 1

Kita dapat menutupi lebih banyak area permukaan dengan meningkatkan jarak antara sumber cahaya dengan muka sign(lihat Gambar 1). Secara historis, kebanyakan LED (dan banyak sumber cahaya lainnya) memiliki profil optik Lambertian yang biasanya memiliki sudut penyebaran cahaya sebesar 120 derajat sehingga(lihat Gambar 2)dengan menggunakan LED jenis ini, satu-satunya pilihan adalah memvariasikan jarak tiap LED atau meningkatkan kedalaman dari permukaan  sign. Dengan berbagai pertimbangan, sekarang ini kebanyakan produsen lebih memilih menempel LED dengan jarak antar LED yang sangat dekat (hampir menempel) sehingga makin banyak LED yang digunakan yang akan semakin menambah biaya, pasti ada cara yang efisien yang lebih baik, lebih ekonomis, dan cahaya yang dihasilkan bisa lebih merata.

Gambar 2
LED Optik Batwing 
Saat ini sudah banyak LED tersedia dengan profil batwing optik dari bebrapa  produsen, yang berfungsi untuk mengarahkan cahaya lateral dengan efisiensi yang relatif tinggi. Hal ini dapat meningkatkan "kedalaman" dari sign dengan memaksa cahaya untuk menempuh jarak yang lebih jauh dan mengakibatkan pencampuran cahaya antara modul. Ini dapat berfungsi untuk mengurangi waktu instalasi dan biaya keseluruhan. Hal ini juga dapat memungkinkan untuk penerangan sign backlit sampai dengan ketebalan sign kira-kira 4 cm.

Batwing optik standar akan menciptakan pola optik yang lebih datar.  Konstruksi lensanya yang berbentuk donat benar-benar mendorong cahaya menyebar secara merata, sehingga sign dengan ketebalan serendah 4 cm bisa lebih merata cahayanya walaupun jarak antar LED dipasang dengan jarak yang wajar(lihat Gambar 3) .

Gambar 3
Intinya adalah bahwa sejumlah produsen LED sudah bisa memproduksi LED dengan modul khusus yang bisa menyebarkan cahaya secara merata pada permukaan sign dengan ketebalan sign yang relatif tipis. Dengan membeli jenis LED yang tepat dan mengoptimalkan kedalaman dan jarak antar LED, dalam banyak kasus kita dapat menghindari penggunaan diffuser vinyl. Namun, semua produsen sign  pasti mengetahui bahwa selalu ada pengecualian dalam situasi tertentu. Banyak akrilik yang sangat tembus dan substrat tertentu lainnya dapat ditentukan untuk warna tertentu (atau alasan lainnya), sehingga tanda yang memiliki hot spot bahkan dengan jenis batwing optik. Selain itu, wajah polikarbonat dan beberapa materi wajah fleksibel melakukan pekerjaan menyebarkan cahaya miskin. Dalam kasus ini, vinil diffuser pasti diperlukan.

Lapisan Pertama dan Kedua
Jika kita menggunakan diffuser film dan media yang kaku, diffuser film dapat diterapkan secara langsung pada permukaan media tersebut seperti halnya penerapan sticker backlit. Hal ini merupakan cara terbaik untuk menghindari penggunaan tiga lapisan film yang berturut-turut. untuk sign backlit dengan grafis, ada dua konstruksi yang umum digunakan:

Opsi Permukaan Pertama
Lapisan pertama adalah permukaan grafis yaitu media tempat grafis dicetak, di mana tinta berada di sisi visual film tembus cahaya. Sering juga diaplikasikan over-laminasi untuk melindungi tinta (lihat Gambar 4).
Gambar 4
Opsi Permukaan Kedua
Grafis dicetak sebagai gambar mirror (terbalik), dan dalam hal ini film  atau media juga berfungsi untuk melindungi gambar(lihat Gambar 5). Sebaiknya cek dahulu dengan produsennya untuk jenis diffuser film yang benar, ada beberapa jenis film tertentu yang hanya cocok untuk aplikasi permukaan kedua saja. Selain menciptakan pencahayaan yang lebih merata, diffuser film juga berguna ketika kita akan membuat berbagai tingkat pencahayaan di permukaan sign. Misalnya, diffuser film dapat diterapkan sebagai aplikasi permukaan kedua di belakang warna latar belakang atau jalur sekunder teks untuk mengurangi kecerahan, sementara logo misalnya, dapat diterangi sepenuhnya untuk penekanan yang maksimal.

Gambar 5
3M membuat berbagai produk film dan media dengan kontrol cahaya yang bervariasi. Diffuser film dan film tembus cahaya diformulasikan secara khusus untuk bekerja dengan sumber cahaya LED dan menyimpan transmisi cahaya hingga 60 persen. Menurut 3M, produk mereka tidaak hanya mampu meningkatkan  transmisi cahaya, tetapi masih bisa menyebarkan cahaya LED secara merata. Pengaplikasian film jenis ini ke permukaan sign diperlukan LED 40 persen lebih sedikit dibandingkan sign biasa.

Diffuser grafis merupakan alat penting tidak hanya untuk menciptakan penyebaran cahaya yang lebih merata atau mengurangi intensitas cahaya, tetapi dapat digunakan secara efektif untuk memvariasikan tingkat keterangan cahaya, menyoroti teks, gambar, atau logo tertentu. Diffuser film dapat juga digunakan secara efektif dengan teknologi LED terbaru yang memanfaatkan optik khusus untuk membuat bentuk baru dan ketebalan yang lebih rendah dalam pembuatan sign backlit.

Sumber : Sign & Digital Graphics Edisi Januari 2016, artikel oleh J. Brian Vincent, Ph. D.

2016/02/26

Kita semua sering mendengar istilah "a picture is worth a thousand words" atau sebuah gambar bernilai seribu kata, hal ini benar adanya, Tidak ada cara untuk menghitung berapa banyak kita belajar melalui gambar. Komunikasi selalu mempunyai peran penting untuk seni. Sebelum surat diciptakan, komunikasi terdiri dari simbol-simbol bergambar yang sederhana. Sekarang ini, gambar dapat berfungsi sebagai semacam bahasa internasional. Sebuah gambar dapat dipahami ketika kata-kata susah dimengerti untuk orang asing atau buta huruf. Misalnya, ketika di Jerman, kita tidak perlu memahami bahasa Jerman untuk segera mengerti pesan toilet untuk laki-laki atau perempuan.

Seni sebagai Komunikasi
Dalam seni, seperti dalam komunikasi, artis atau desainer berusaha mengatakan sesuatu bagi pemirsa. Dalam seni, tidak hanya menarik secara visual tetapi juga mengomunikasikan suatu ide dari si artis atau desainer. Semua unsur seni dapat digunakan dalam komunikasi. Garis abstrak, warna, dan bentuk bisa sangat efektif mengekspresikan ide atau perasaan. Seringkali komunikasi dicapai melalui simbol-simbol, gambar - gambar yang menyiratkan suatu tema atau pesan kepada pemirsa. Kecerdikan imajinasi kreatif yang dilakukan dalam memilih gambar merupakan faktor penting dalam keberhasilan suatu karya seni. Karya yang bagus dapat menunjukkan bahwa kata-kata tidak terlalu diperlukan untuk komunikasi.

Proses Kreatif
Solusi desain yang sukses adalah karena adanya ide - ide yang baik. Banyak orang bertanya - tanya, bagaimana caranya mendapatkan ide. Hampir semua orang mengalami hal ini dari waktu ke waktu. Bahkan seorang seniman profesional pun dapat menatap kanvas kosong dan seorang penulis sukses terpaku pada di secarik kertas kosong. Suatu ide dalam seni dapat berupa berbagai bentuk, bervariasi mulai dari efek visual yang spesifik hingga pesan yang jelas dari sebuah komunikasi intelektual. Ide ini juga mencakup bentuk dan isi.

Suatu hal yang meragukan apabila seseorang dapat benar - benar menjelaskan secara tepat mengapa atau bagaimana kita dapat menemukan ide untuk sesuatu yang kita sudah bingung memikirkannya. Ide - ide tersebut bisa muncul ketika kita berada di kamar mandi, memotong rumput, mencuci mobil atau banyak lagi situasi lain yang sepertinya menurut kita tidak mungkin untuk mendapatkan sebuah ide. Tetapi kita tidak perlu mengkhawatirkan ide atau solusi yang datang secara tiba-tiba tersebut. Ide - ide akan datang terus kepada kita, tetapi bagaimana jika kita dibatasi oleh tenggat waktu? Apa yang bisa kita lakukan secara sadar untuk merangsang suatu proses kreatif? Aktivitas apa saja yang dapat dilakukan untuk mendorong kemungkinan munculnya solusi atau ide dengan sendirinya? Media dan pesan dapat sangat bervariasi, namun pada dasarnya ada tiga kegiatan yang sebaiknya kita lakukan, yaitu:

Tinking (Berpikir)
Looking (Melihat)
Doing (Melakukan)

Ketiga hal tersebut adalah langkah - langkah yang tidak berurutan dan tentu saja tidak ada prosedur yang pasti. Hal tersebut tumpang tindih dan dapat dilakukan hampir bersamaan atau bisa juga loncat bolak - balik dari yang satu ke yang lainnya (ketiga hal tersebut akan dibahas pada pos selanjutnya). Tetapi walaupun begitu, satu hal yang pasti momen "mendapatkan pencerahan" tersebut jarang terjadi apabila kita tidak menginvestasikan energi ke dalam masalah yang dihadapi. Louis Pasteur pernah mengatakan, "chance favors the prepared mind" yang maksudnya kira-kira kesempatan datang kepada pikiran yang sudah disiapkan sebelumnya, pelukis Chuck Close mengatakan "Inspiration is for amateurs. The rest of us get to work."

Referensi : Design Basic oleh David A. Lauer / Stephen Pentak.
Kartun dari http://www.murraythenut.com/2010/03/30/the-creative-process-2_2/ 

2016/01/14

Pengertian Desain
Apa yang terlintas di benak Anda ketika mendengar kata desain? Apakah Anda mengaitkannya dengan fashion, grafik, furniture, atau otomotif? Desain mempunyai arti yang lebih universal daripada aplikasi komersial yang mungkin terpikir pertama kali oleh Anda. Dalam kamus desain sinonim dengan rencana (plan), mendesain berarti sama dengan merencanakan atau mengatur. Desain masuk ke dalam berbagai disiplin ilmu seni mulai dari melukis, menggambar sampai seni patung, fotografi, dan media berbasis waktu seperti film, video, komputer grafis, dan animasi, termasuk juga kerajinan seperti keramik, teksstil dan kaca hias. Arsitektur, arsitektur landscape dan perencanaan tata kota juga mengaplikasikan prinsip desain visual. Masih banyak lagi bidang-bidang yang menggunakan desain di dunia ini yang tidak dapat dituliskan di sini. 

Organisasi Visual
Desain pada dasarnya lawan kata dari kebetulan atau coba-coba. Dalam percakaapan sehari-hari, ketika kita bilang "hal ini terjadi karena desain" yang kita maksud bahwa hal itu sudah direncanakan, bukan terjadi karena kebetulan belaka. Di semua bidang pekerjaan ada perencanaan, artis atau desainer merencanakan elemen-elemen untuk membentuk suatu bentuk visual. Tergantung kondisi di lapangan, elemen-elemen ini sangat bervariasi. Apapun elemennya, hasilnya selalu  sebuah organisasi visual. Seni, seperti juga karir dan pekerjaan lainnya, berkaitan dengan mencari jawaban dari suatu masalah. Dalam seni, pencarian solusi visual ini sering kita sebut dengan proses desain.

Pemecahan Masalah Kreatif
Seni disebut bidang kreatif karena dalam bidang ini tidak ada jawaban yang benar untuk menjawab suatu masalah. Variasi yang tidak terbatas dari interpretasi seseorang dan pengaplikasian dimungkinkan terjadi. Masalah dalam seni bervariasi dari yang simple sampai yang kompleks, pelukis atau pematung independen biasanya menciptakan sendiri "masalah" itu atau menjelajahi keinginan mereka. Seorang artis dapat memilih untuk mempersempit atau memperlebar ruang lingkup masalah sesuai dengan keinginan mereka. Beda lagi dengan arsitek atau desainer grafik / indutrial yang biasanya diberikan suatu masalah, seringkali dengan opsi yang spesifik dan batasan yang jelas. Tetapi walau begitu, semua masalah seni atau visual mempunyai tujuan yang sama yaitu solusi kreatif atau pemecahan masalah kreatif.

Seni versus Desain


Aspek kreatif dari seni juga termasuk istilah yang sering kita dengar, "tidak ada peraturan dalam seni". Hal ini benar, dalam memecahkan masalah secara visual, tidak ada batasan atau petunjuk apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Mengingat objektif yang bervariasi dari seni visual dari zaman ke zaman, hukum yang absolut adalah tidak mungkin. Tetapi jika istilah "no rules" diartikan bahwa semua desain sama dan secara visual berhasil atau bagus, hal itu tidak benar. Praktek artistik dan kriteria-kriteria tertentu telah dikembangkan dari karya-karya yang sukses, yang seorang seniman maupun desainer harus sadari. Dengan demikian, pedoman (bukan aturan) itu ada yang biasanya akan membantu dalam penciptaan desain yang sukses. Pedoman ini tentu tidak berarti seorang artis dibatasi oleh solusi spesifik tertentu.

Bentuk dan Isi
Pada dasarnya seni terdiri dari dua unsur yang saling melengkapi, yaitu bentuk dan isi. Bentuk adalah murni aspek visual, manipulasi dari berbagai macam elemen dan prinsip desain. Isi lebih menekankan ke hal materi, cerita atau informasi yang dikomunikasikan kepada kita dari sebuah karya seni. Isi adalah apa yang artis ingin sampaikan, bentuk aadalah bagaimana mereka menyampaikannya.

Kadang-kadang tujuan dari karya seni atau desain adalah murni estetika. Misalnya, perhiasan dimana satu-satunya "masalah" adalah menciptakan kepuasan visual. Seni adalah dan selalu menjadi sarana komunikasi visual.

Referensi : Design Basic oleh David A. Lauer / Stephen Pentak.
Gambar komik karya Jerry King (sumber : http://www.webdesignerdepot.com/2016/01/comics-of-the-week-321/)